Bahasa Gaul Menggerus Tatanan Bahasa Indonesia
Formal
I Putu Agus Juli
Sastrawan
“Kami poetra dan
poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia”. Itulah 1
kalimat yang terdapat dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Masihkah
anda ingat? Masihkah anda peduli? Bayangkan kalau itu anda lupa bagaimana nasib
bahasa Indonesia saat ini? Apajadinya jika muda-mudi Indonesia lebih memilih
menjunjung bahasa gaul saat ini
ketimbang bahasa Indonesia? Kenapa dengan bahasa gaul? Dan apa dampaknya terhadap bahasa Indonesia?
Bahasa dapat
diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati.
Namun lebih jauh juga dijelaskan bahwa bahasa itu merupakan alat untuk
berinteraksi dan berkomunikasi dengan kata lain sebagai alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan,
konsep atau perasaan (Al Thomarry:2011). Dalam komunikasi peranan bahasa sungguh
sangat penting. Informasi apapun yang disampaikan memerlukan bahasa. Bahasa
sebagai alat komunikasi dan interaksi yang hanya dimiliki manusia. Di Indonesia
kebutuhan dunia komunikasi terhadap bahasa Indonesia telah memungkinkan bahasa
tersebut mengalami perkembangan yang cukup signifikan.
Seperti yang
kita ketahui bersama, bahasa Indonesia adalah bahasa Republik Indonesia dan
bahasa persatuan bangsa. Sering juga kita dengar, baca dan melihat di media
bahwa saat ini bahasa Indonesia sedang mengalami keterpurukan. Itu dilihat dari
banyaknya siswa yang mengeluhkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia sangat
sulit sehingga menjadi mata pelajar yang paling banyak menyumbang angka tidak
lulus di dalam Ujian Nasional.
Generasi muda Indonesia
adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap pemuda Indonesia baik pelajar
ataupun nonpelajar yang sudah menyelesaikan
pendidikan adalah aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk menjadi
pencerah kehidupan bangsa di masa depan. “Kami poetra dan poetri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia”. Itulah penggalan dari isi
sumpah pemuda yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928. Lahirnya Sumpah
Pemuda merupakan sebuah awal menjadikannnya bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara dan bahasa pemersatu bangsa. Warga Negara Indonesia yang baik harus
selalu menjaga bahasa persatuannya dan cinta terhadap bahasanya. Sebagai warga Indonesia
sudah sepantasnya kita untuk berbangga terhadap bahasa kita sendiri dan bahasa
yang kita miliki. Seperti pepatah mengatakan bahwa bahasa menunjukkan bangsa.
Bahasa Indonesia itu adalah kebanggaan kita dan sudah sepantasnya untuk menjunjung
tinggi bahasa tersebut.
Dalam era
globalisasi seperti saat ini sudah sepantasnya kita sebagai kaum muda
menjunjung tinggi bahasa persatuan kita yakni bahasa Indonesia. Jati diri
bangsa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan. Hal ini diperlukan, agar bahasa
Indonesia tidak terlalu terbawa arus oleh pengaruh dengan budaya asing yang
masuk ke Indonesia dan digerusnya dengan bahasa gaul yang diciptakan oleh generasinya sendiri. Tidak dapat di pungkiri Indonesia khususnya
Bali merupakan daerah pariwisata dimana akan lebih banyak dalam penerapannya
menggunakan bahasa internasional ketimbang bahasa Indonesia itu sendiri. Hal
ini lantaran Bali adalah daerah pariwisata dimana dalam penerapan menggunakan
bahasa yang lebih dari satu.
Berbicara
masalah bahasa gaul, perkembangan
bahasa gaul saat ini memang sangat
berkembang pesat. Itu terlihat dari banyaknya kalangan-kalangan artist yang menggunakan
bahasa gaul sebagai bahan untuk
mengiklankan barang/jasa agar beberapa orang tertarik untuk membeli dan mencoba
barang tersebut. Sehingga bahasa “unik” yang di gunakan para artis dengan mudah
ditiru oleh remaja-remaja Indonesia. Tidak dapat dipungkiri canggihnya
teknologi dan berkembangnya arus globalisasi juga menjadi faktor utama yang
menyebabkan terkikisnya bahasa Indonesia itu sendiri.
Perkembangan
bahasa gaul di Indonesia ini memang
bisa dibilang sangat berkembang. Tentu hal tersebut tidak lepas dengan adanya
komunikasi yang dibangun antara remaja satu dengan yang lainnya. Bahasa gaul merupakan bahasa yang remaja
ciptakan hanya untuk mengungkapkan beberapa ekspresi diri mereka. Bahasa gaul yang diciptakan remaja ini juga
untuk menyampaikan suatu hal yang hanya di ketahui oleh kelompok atau golongan
tertentu.
Banyak yang
menilai kedudukan bahasa Indonesia perlahan-lahan akan terkikis dan tenggelam
dengan perkembangan bahasa gaul yang
semakin luas ini. Begitu juga dengan penggunaan teknologi yang sangat mudah sehingga
para remaja sangat mudah untuk mencari berita atau informasi-informasi apa saja
melalui internet entah itu melalui komputer atau hanya dengan menggunakan handphone.
Hal ini tidak
hanya terjadi dalam masyarakat non pendidikan. Insan terdidik dan pendidikpun
sering menyalah gunakan tempat berbicara dengan menggunakan bahasa gaul didalam situasi yang formal. Kita
lihat saja saat melaksanakan presentasi, pidato maupun penyampaian sambutan
sesekali pembicara memasukkan bahasa-bahasa gaul
tersebut kedalam konteks pembicaraannya. Tentu saja hal ini tidak baik karena kebiasaan
penggunaan bahasa gaul akan menjadi habit yang tidak bagus jika dimasukkan
kedalam situasi formal.
Pemakaian singkatan di dalam
menggunakan sms kerap kali membuat masyarakat menjadi terbawa arus di dalam
menuliskan kata-kata baku, seperti menulis
surat, cacatan dan sebagainya.
Kita lihat saja kata “thanks”
menjadi “thx” yang di gunakan para remaja untuk mengungkapkan kata terima kasih.
Bagi sebagian orang bahasa gaul juga
merupakan bahasa modern yang mampu menggabungkan bahasa Indonesia dengan bahasa
asing. Penggunaan bahasa gaul ini dengan sangat mudah kita temui.
Contoh kecilnya saat berkomunikasi dengan teman kelompoknya di sms. Informasi
yang diberikan remaja biasanya akan sangat singkat. Misalnya kata “kamu”
diganti menjadi “U” atau dalam bahasa inggris itu juga berarti “kamu”, selain
itu ada kata “tidak apapa” diganti dengan “GPP”.
Situs pertemanan
atau jejaring sosial di internet juga merupakan faktor utama terkikisnya
perkembangan bahasa Indonesia. Banyaknya situs jejaring sosial di era
globalisasi saat ini membuat remaja sangat mudah untuk berinteraksi dengan
temannya. Dalam jejaring sosial seperti facebook
dan twitter remaja Indonesia lebih
suka menggunakan kata-kata “aneh” yang hanya mereka dan kelompok tertentu saja
yang mengerti. Kebanyakan dari mereka menggunakan bahasa gaul tersebut hanya untuk bersenang-senang dan komunikasi dengan temannya.
Kebiasaan menggunakan bahasa gaul
kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang
mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Sehingga hal tersebut akan bedampak
tidak baik untuk bahasa Indonesia itu sendiri.
Semakin maraknya
penggunaan bahasa gaul yang digunakan
oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang
peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional,
bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Banyak usaha-usaha yang harus dilakukan
untuk terus menjaga bahasa Indonesia agar tak tergerus oleh bahasa gaul adalah yang pertama dari
pemerintah. Pemerintah dapat melaksanakan pelatihan, diklat dan penyegaran kepada
guru-guru bahasa Indonesia secara berkesinambungan agar nilai-nilai bahasa
dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan guru tertarik untuk
melakukannya. Tapi penyampaian diklat
atau pelatihan akan lebih menarik jika informasi yang disampaikan harus update dan tidak melulu itu saja. Apalagi
bahasa Indonesia merupakan mata
pelajaran yang sudah diajarkan dari kleas 1 SD. Jadi harus ada pembaruan
disetiap pelajarannya sehingga materi yang di ajarkan harus slalu update dan tidak kadarluwarsa. Itulah
mengapa pemberian diklat, pelatihan dan penyegaran yang dilakukan pemerintah
untuk guru-guru sangat perlu dilakukan.
Pengadaan lomba
penulisan hingga tingkat nasional. Dengan diadakannya lomba-lomba penulisan
ataupun lomba berbahasa Indonesia secara tidak langsung akan tetap membuat
bahasa Indonesia ini di gunakan secara benar. Selain itu dengan diadakannya
lomba berbahasa Indonesia akan memacu semangat generasi muda untuk tetap
belajar dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Adapun yang
perlu di tambahkan disini, dengan mengadakan lomba berbahasa Indonesia akan
membuat masyarakat Indonesia pada umumnya dan generasi muda khususnya untuk
mencintai bangsanya dengan cara mencintai bahasa Indonesia.
Perkembangan
bahasa Indonesia anak di tentukan dengan besarnya peranan orang tua. Penanaman
bahasa Indonesia sudah sangat perlu jika ditanamkan sejak usia dini oleh orang
tua. Peran orang tua disini juga sangat penting. Selain menanamkan bahasa Indonesia
sejak dini, peran orang tua membimbing anak untuk belajar bahasa juga sangat
diperlukan. Saat anak mengalami kesulitan/kendala untuk belajar bahasa Indonesia,
orang tua memiliki peran untuk membimbing dan mengajarkan anak agar tidak keluar
dari apa yang di pelajari. Peranan orang tua disini juga sangat membantu ketika
anak berada di lingkungannya seperti satu contoh kecil saat anak menonton televisi.
Ketika anak menonton televisi peranan orang tua adalah mengawasi anaknya agar
siaran atau acara yang di tonton oleh anak sesuai dengan umurnya sehingga
pengadopsian bahasa yang didapat melalui televisi tidak berlebihan.
Berkembang atau
tidaknya bahasa Indonesia ada pada diri masing-masing bagaimana mencerna bahasa
tersebut. Mungkin bagi sebagian orang menggunakan bahasa gaul dapat membuatnya terlihat lebih modern, terlihat lebih siap
menerima arus zaman dan siap bersaing didalam arus globalisasi tanpa
mementingan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Tapi secara tidak
sadar penggunaan bahasa gaul tersebut
perlahan akan mengkikis perkembangan dari bahasa Indonesia itu sendiri. Ketika
remaja tak lagi peduli dengan bahasa yang terdapat didalam bait sumpah pemuda
dan bahasa yang dapat mempersatukan bangsa.
Melestarikan
bahasa dengan bersikap bahasa juga sangat perlu agar tidak terkikisnya
perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Bersikap bahasa adalah menggunakan
bahasa Indonesia itu dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari sendiri terlebih
dahulu untuk rajin mengungkapkan pemikiran dengan bahasa Indonesia dan dengan
sering membaca karena membaca merupakan salah satu cara untuk membuka wawasan
sehingga kemampuan dalam menggunakan bahasa akan betambah. Dengan membaca dan
menuangkannya kedalam bentuk tulisan atau ide-ide bahasa Indonesia secara
berkesinambungan secara tidak langsung akan membuat bahasa Indonesia itu lestari.
Bahasa menunjukkan bangsa, marilah kita jaga harkat dan martabat kita sebagai
bangsa Indonesia dengan bersama menjaga tatanan bahasa. Apakah menggunakan
bahasa gaul dilarang? Tidak. Tapi
hendaknya kita harus bisa memposisikan diri kapan menggunakan bahasa di situasi
formal/resmi dan kapan harus berbicara sesuai pergaulan. Agar tatanan bahasa
Indonesia formal tidak tergerus oleh bahasa gaul
itu sendiri. Mari bersama menjadi masyarakat Indonesia yang arif dalam
menyikapi akulturasi budaya di zaman globalisasi ini.